RESENSI BUKU
oleh : Muchtar Kadir
Judul Buku : Sales in You
Penulis : Remaja Tampubolon
Penerbit : PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Diterbitkan pertama kali
pada tahun 2012
Tebal 125 halaman
Apapun
profesi kita, terlahir dari manapun kita, agama apapun kita, suku apapun kita
dan semua atribut sosial lainnya, ternyata kita dilahirkan di muka bumi ini
sebagai seorang “penjual” . Dan buku ini hadir bukan sekedar rangkaian teori,
dan juga bukan sekedar rangkaian cerita dari buku-buku yang ada di
perpustakaan.
Buku ini
dengan runtun dan sistimatis menjawab kenapa setiap orang dikatakan sebagai “i
am a sales person” kita juga tidak perlu
berpikir keras untuk merenungkan kata demi kata, paragraf demi paragraf dari
setiap makna dalam buku ini. Cukup dengan mengikuti alur buku ini, maka kita
akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Untuk
membuktikan buku ini denga hasil yang luar biasa, kuncinya cuma satu yaitu terapkan dalam tindakan,
bukan mengedepankannya dalam tabung pikiran, tetapi “Action NOW !!! Get The
Result NOW !!!
Buku ini
terdiri dari 15 Bab yang semua penjelasannya bersumber dari perjalanan karier
penulisnya selama 20 tahun lebih menggeluti dunia SALES di industri perbankan,
baik pengalaman, suka duka, bahagia dan sedih semua terbungkus dalam perjalanan
hidup sang penulis sebagai Sales.
Berikut
ini beberapa pokok-pokok isi buku per
Babnya yang layak untuk dipahami dan ditindak lanjuti adalah sebagai berikut :
Pada Bab
1 dengan mengambil judul bab Be A Superachiever, maka untuk menjadi seperti
judul bab ini harus seseorang memiliki karakteristik sebagai superachiever,
yaitu : punya tujuan, berani, disiplin, selalu memberi lebih, mengambil kendari
100% dan memiliki semangat “samurai”
Nilai-nilai
samurai adalah BUSHIDO, yaitu sebuah sistem etika yang dianut para samurai yang
mampu menguasai Jepang, disamping itu orang jepang memiliki sikap rela
berkorban dengan menganut 8 nilai BUSHIDO diantaranya, Integritas,
keberanian, kemurahan hati, santun
(hormat pada orang lain), kejujuran, nama baik, kesetiaan dan peduli.
Pada
pembahasan Bab 2 yang berjudul Dancing Salesman. Dalam Dunia sales juga terjadi naik turun dan untuk mengatasi
hal itu salesman harus mampu menunjukan kemampuan “menari” dalam gelombang
masalah, menyatu dengan penolakan, merangkul sengatan kata-kata dari setiap
kesulitan yang dihadapi. Dancing salesman yang hebat adalah orang yang piawai
meliuk-liuk di tengah tantangan serta memiliki fleksibilitas dalam bertindak.
Yang
perlu diketahui oleh seorang dancing salesman adalah, mengenal kompetitor lebih
dekat dan mendetail bagaimana posisi dan positioning mereka di market siapa
mayoritas customer mereka, mendapatkan informasi kompetitor dan mempelajari
kekuatan dan identifikasi kelemahan kompetitor.
Bab 3
mengambil judul Having Fun, menjadi sales person itu menyenangkan! Pekerjaannya
“biasa”, yang didapatkan “luarbiasa” Sesuatu yang dilakukan dengan senang hati
akan memberikan hasil lebih baik. Mengapa? Karena saat kita senang, hormon
endorfin meningkat. Ketika hormon endorfin meningkat, kecerdesan juga
meningkat. Dengan demikian kita mampu menemukan cara yang paling efektif dan
taktis dalam melakukan penjualan.
Having
fun dalam bidang sales sangat bergantung pada bagaimana anda melihat profesi
penjualan dari berbagai perspektif. Ketakutan menjual terjadi karena persepsi
seseorang terhadap penjual adalah,
“meminta uang keluar dari koncek calon pembeli” Mereka dirugikan dan bukan
diuntungkan. Apakah demikian ? Jawabnya tentu TIDAK, justru anda memberi
BANTUAN kepada mereka. Anda memberikan solusi dari masalah yang mereka hadapi.
Orang
yang sangat menikmati pekerjaan adalah orang yang memiliki sense of humor
tinggi. Seorang sales person andal sangat mengetahui pentingnya humor dalam
membangun hubungan yang mampu mencairkan suasana tegang sekalipun.
Beberapa
aspek yang harus anda perhatikan jika akan memakai humor sebagai alat
mencairkan kebekuan dalam komunikasi adalah, gunakan humor sebagai “pemanasan”
untuk menciptakan suasana akrab, Jangan membuat humor yang mendiskreditkan
seseorang siapa pun orang itu, lebih aman memakai diri anda sebagai “korban”
dari humor anda, gunakan pengalaman pribadi daripada menceritakan kembali humor
yang pernah anda dengar dan terkahir dengarkan baik-baik perkataan lawan bicara
sebelum melontarkan humor.
Massive
Action adalah pembahasan pada Bab 4 buku ini, Kekuatan seseorang adalah
kemampuan untuk mengambil tindakan dan terus bergerak mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan, apapun halangannya. Tolok ukur perbedaan antara sales person
yang berprestasi dan yang tidak ada pada TINDAKAN. Tidak sedikit sales person yang terjebak
dengan banyak RENCANA, tapi sedikit bertindak. Tidak sedikit SALES person yang terjebak dalam
banyak alasan, tapi sedikit TINDAKAN. NATO ( No Action, Talk Only) NAFO ( No
Action, Fear Only) NAPO (no action, Plan Only).
Bab ini
juga menguraikan ada tujuh dosa mematikan sales person, diataranya : Banyak
ngomong, Tidak melakukan aktivitas, Tidak mengenal produk dengan baik, Malas
melakukan prospecting, Menjelekkan kompetitor, Melakukan presentasi yang
bertele-tele dan Terlalu tergesa-gesa saat menjawab keberatan calon pelanggan.
I am a
sales champion, Menjadi juara di bidang penjulan tidak bisa dicapai dalam
sehari. Hal itu harus dibangun setiap hari, dan tidak harus dengan sesuatu yang
besar tapi bisa dimulai dari hal kecil. Misalnya keberanian menyapa orang yang
tidak anda kenal.
Anda
sering mendengar kata WINNER (pemenang) dan CHAMPION (Juara), Anda semua bisa
jadi PEMENANG tapi belum tentu JUARA, Namun seorang JUARA sudah pasti adalah
PEMENANG. Orang yang memiliki mentalitas sebagai Juara Penjualan ( Sales
Champion) adalah orang selalu menampilkan kepribadian yang konsisten. Dua
paragraf ini adalah pembahasan pada bab 5 dari buku ini.
Bab 6
Passion, Penjualan adalah indikasi keberhasilan. Tanpa penjualan semua akan
berhenti. Penjualan takkan terjadi tanpa Passion. Passion atau HASRAT atau
gairah besar yang merupakan kunci utama terjadinya penjualan. Saat proses
penjulan berlangsung, yang paling dominan mendorong terjadinya penjualan
bukanlah di level intelektual, tapi di level emosional.
Sentuh
hati dan hasrat orang lain dengan hasrat anda maka mereka akan berhasrat untuk
bertransaksi dengan anda. Kebanyakan orang mengambil keputusan, termasuk
keputusan pembelian, secara emosional baru mencari alasannya dengan logika dan
hal vital yang paling ampuh untuk menyentuh emosi adalah passion.
Dan
untuk menemukan passion tanyakan terus, “what do i want to do wich my life?”
itu adalah pertanyaan yang sangat penting dalam menemukan passion.
Bab 7
Building Rapport. Salah satu langkah yang harus dikuasai sales person adalah
cara membangun keakraban dengan calon konsumen (building rapport) itu adalah
kunci dari segala kunci penjualan. Tanpa rapport (keakraban) penjualan sulit
dilakukan, oleh karena itu ciptakan keakraban dengan elegan dan menyentuh agar
pelanggan terkesan serta merasa menjadi teman anda.
Rapport
itu seperti jembatan. Dia adalah penghubung antara satu titik dengan titik
lain. Tanpa penghubung anda akan kesulitan mencapai titik lain. Banyak cara untuk membangun keakraban dengan
orang lain diantaranya, Jadikan setiap individu yang anda temui orang yang
paling luar biasa, nilai setiap individu dihadapan anda dengan nilai 10, jadilah
pendengar yang efektif, sebelum bertemu dengan calon pembeli, pastikan anda
melakukan persiapan dan kenakan pakaian yang sesuai dengan situasi dan kondisi
Bab 8 I
am a sales magnet. Judul dari bab ini
bisa bermakna “saya adalah magnet penjualan. Hal ini bisa bermakna saya menarik
banyak hal positif yang mendukung saya untuk mendapatkan hasil yang saya
inginkan. Apa yang saya pikirkan dan rasakan membentuk kekuatan hebat dalam
semesta getaran.
Energi
perasaan benar-benar memancar dari tubuh saya dalam bentuk gelombang getaran,
memanggil getaran serupa di alam semesta. Menciptakan getaran yang niatkan.
Mencapai hasil yang saya pikirkan dan rasakan.
Di dalam
kalimat I AM A SALES MAGNET terdapat seperangkat pola pikir dan pola prilaku
tertentu agar anda bisa dan mampu menjadi MAGNET PENJUALAN. I AM A SALES MAGNET
adalah tentang suatu mindset, tentang suatu keyakinan, tentang kepercayaan diri
anda, keyakinan anda bertindak seperti navigator di kepala anda. Keyakinan
itulah yang menghantarkan anda pada hasil yang anda sudah targetkan.
Bab 9, Self
Management. DIRI SENDIRI adalah salah satu penghalang terbesar dalam proses
penjualan. Anda bisa mengontrol dan
mengelola diri sendiri akan banyak perubahan hasil yang anda dapatkan. Hal-hal yang perlu dikelola dalam diri
sendiri diantaranya, Kelola Emosi, Kelola Waktu, Kelola Prioritas, Kelola
energi, Kelola pikiran dan perasaan
Stop
Talking do Something adalah judul bab 10 dari buku ini. Saat mulai bekerja dan
berhenti banyak bicara, maka anda akan menemukan banyak keajaiban, sehingga ada
juga yang mengatakan bahwa SALES merupakan akronim dari Stop Talking, Asking
Good Question, Listen Empathetically and seriously.
Lakukan
sesuatu dengan hidup anda. Dalam hidup tidak ada yang dinamakan pertandingan
ulang. Dia hadir hanya sekali dan tidak akan pernah kembali. Setiap hari adalah
sebuah olimpiade yang harus anda jalani dengan kesadaran yang tinggi. Berhenti
banyak bicara adalah urgensi yang harus disikapi dengan cepat, saat ini juga
dan tanpa menundanya lagi. Mumpung masih ada waktu dan mumpung napas masih ada
di rongga dada.
Kerja
keras ... No Choice ! itulah judul bab 11. Tidak ada pengganti untuk yang namanya kerja
keras, jadi, bukan bakat yang menjadi alasan utama kesuksesan, melainkan kerja
keras. Prinsip itu pulalah yang dipegang
teguh oleh Remaja Tampubolon sang penulis buku ini selama menjalankan
profesinya di bidang sales. Remaja Tampubolon sangat menghargai arti sebuah
kerja keras.
Pepatah
mengatakan : KERASLAH ENGKAU PADA
KEHIDUPAN MAKA KEHIDUPAN AKAN MENJADI LUNAK. LUNAKLAH ENGKAU PADA KEHIDUPAN
MAKA KEHIDUPAN AKAN MENJADI KERAS. Saat seorang sales person melupakan kerja
keras, hasil yang didapatkan pun biasa saja.
Bab 12
Selling with your heart. Menjali profesi
sebagai penjual itu seperti menjalankan hobi tatkala dibalut dengan cinta
didalamnya. Tak ada rasa lelah, tak ada yang membuat seseorang merasa berat
menjalaninya. Cinta itu menggerakkan. Dia tidak hanya berdampak secara
psikologi, tapi juga medis. Cinta adalah stimulan paling dahsyat untuk sistem
kekebalan manusia.
Bayangkan
jika anda melakukan pekerjaan dengan cinta. Selling with love, menjual dengan
hati maka perasaan anda pun akan sangat bahagia. Perasaan yang penuh suka cita
dan rasa bahagia itu akan menular ke prospek anda. Tak heran banyak orang yang
terdorong membeli sesuatu karena orang yang ada di hadapannya adalah orang yang
penuh suka cita, penuh dorongan cinta terhadap profesinya. Transaksi pun tanpa
sadar bergulir dengan sangat mudah. Cinta memang menjadi atap sekaligus dasar
bentuk hubungan anda dengan prospek.
Bab 13,
The Power of WFO. WFO adalah Well Formed Outcome adalah terminologi yang tak
asing bagi mereka yang yang belajar NLP (Neuro Linguistic Program) salah satu
ilmu yang juga dipelajari oleh Remaja Tampubolon untuk mempertanjam
keterampilan di bidang penjualan. Tanpa WFO anda hanya akan bergerak tanpa
arah. Bertindak tanpa tujuan. Keluar keringat tanpa menghasilkan. Maka wajib
hukumnya bagi sales person untuk memiliki Crystal Goal. Mengapa? Salah satu
dorongan hebat bagi sales person adalah goal atau target.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam Well Formed Outcame dianaranya, sebuah
kalimat pertanyaan “what do i want”, yang perlu dan penting untuk anda jawab.
Lalu
jawab dengan sebuah pernyataan dengan emosional 100% dalam bentuk kalimat
positif misalnya, SAYA ADALAH PENJUAL MOBIL NOMOR SATU TINGKAT NASIONAL DI
PERUSAHAAN SAYA. SAYA BAHAGIA MENDAPAT BONUS RP500 JUTA DALAM SATU TAHUN.
Tranformasikan
jawaban anda ke dalam bentuk deskripsi dengan menggunakan panca indra. Hal yang
lain dalam WFO adalah Tulis dan ungkapkan goal yang ingin anda capai dalam
kalimat yang menunjukkan bahwa hal itu sudah tercapai.
Apakah
goal yang anda ingin capai ada dalam kendali anda? Bila berada diluar kendali
berarti itu bukan goal yang “well formed”
Apakah
anda memiliki sumber daya pendukung untuk merealisasikan goal anda? Dan sumber
daya itu bisa yang “terlihat” atau “yang tidak terlihat”
Bab 14
The Wind Of Change. Kita tidak bisa
membuat sahabat berubah, yang bisa kita lakukan adalah mempengaruhinya untuk
berubah. Lingkungan di luar diri kita
ada di luar kendali kita.
Why must
you change? Kemampuan berubah adalah kemampuan untuk beradaptasi terhadap
situasi apapun. Kalau sales person tidak mau berubah, dia akan tertinggal di
antara putaran perubahan yang berjalan tanpa diminta dan dia hanya akan menjadi
penonton yang melihat lalu lalang perubahan yang sangat pesat tanpa bisa
berperan di dalamnya. Dia harus mau berubah atau mati. CHANGE OR DIE Sales
person yang mau terus berubah tak akan pernah kata pensiun. Dia tetap produktif
sampai akhir hayat. Tetap berbagi sampai napas berhenti berdetak.
Pada bab
terakhir buku ini yaitu Bab 15 mengambil judul Sales adalah dimensi. Pandangan
bahwa urusan penjualan atau sales di sebuah perusahaan hanya menjadi beban
sales departement adalah pandangan yang salah. Judul bab ini juga mengingatkan
kita semua bahwa setiap orang mempunyai peran sebagai sales person.
Dalam
fisikan dan matematika, dimensi adalah suatu ruang atau objek diartikan sebagai
jumlah minimal koordinat yang dibutuhkan untuk menentukan titik-titik yang ada
di dalamnya. Secara sederhana , “Sales adalah dimensi” yang mengandung
pengertian bahwa setiap orang, setiap departement, setiap lini yang ada dalam
sebuah perusahaan adalah sales person. Masing-masing membuat garis koodinasi
yang terkait satu sama lain untuk sama-sama menciptakan sales culture.
Kalau
sales culture sudah terbentuk, berapa pun target yang ditetapkan akan bisa
tercapai dengan lebih mudah. THE POWER OF TOGETHERNESS CREATES SUSTAINABLE
SALES GROWTH..
Sales
dimensi adalah tentang sikap untuk mau berkorban, berkorban untuk sama-sama
memiliki jiwa pelayanan, jiwa sebagai seorang penjual dan juga setiap individu
merasakan adanya jiwa memiliki terhadap perusahaan dan produk yang ditawarkan,
dan dengan demikian “KITA SEMUA ADALAH
PENJUAL”
Akhirnya,
Meski buku ini perimbangan antara teori dan pengalaman pribadi dari
pengaranganya sebagai tenaga sales, tapi cukup menarik untuk dijadikan
referensi bagi perusahaan seperti Telkom. Terlebih lagi Telkom telah melakukan
transpormasi organisasi dan bisnis
sehingga dapat dipahami oleh semua unit bisnis, bahwa target sales
speedy tidak semata menjadi tugas utama dari Cunsumer Service akan tetapi
antara unit bisnis dengan unit bisnis lainnya saling mendukung dlam upaya
peningkatan dan pencapain target sales baik secara regional maupun nasional
dengan mudah dapat dicapai.
Intinya
tidak rugi membeli buku ini, disamping sebagai gudang ilmu, buku ini juga
ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami dan penuh motivasi diri untuk mau
berubah dan sukses. Buku ini dicetak dengan apik dengan kualitas kertas yang
baik dan enak dibawah kemana-mana. Semoga bermanfaat untuk kita semua, AMIN
0 komentar :
Post a Comment
Terimakasih banyak atas kunjungannya