Jembatan Suramadu luar biasa.

Kunjungan saya ke Jatim kali ini bersama sejumlah sahabat telah berhasil melintasi Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu). Jembatan dengan bangunan kokoh sekaligus membagakan bahwa bangsa ini juga mampu mempersembahkan sebuah karya yang luar biasa.

Kunjungan saya ke Jatim kali ini bersama sejumlah sahabat telah berhasil melintasi Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu). Jembatan dengan bangunan kokoh sekaligus membagakan bahwa bangsa ini juga mampu mempersembahkan sebuah karya yang luar biasa. 

Selama ini saya cuma mendengar dan melihat jembatan suramadu hanya di televisi. Tapi kali ini, Jumat 13 Mei 2011 lalu berhasil melihat dari dekat jembatan ini. Fantastik memang. Dari kejauhan sebelum memasuki dan melintasi jembatan, kami dan rombongan harus membayar sejumlah uang di loket. Saya kebetulan duduk disebelah sopir dan melihat sang sopir menyerahkan uang 50ribu dan petugas masih mengembalikan uang lembaran 10ribu. Berarti untuk melewati jemabtan itu dengan menggunakan bis harus membayar sebesar 40ribu rupiah.

Kami dan rombongan betul-betul menikmati perjalanan ini. Sesaat setelah memasuki jembatan, sang sopir melaju dengan kecepatan kurang lebih 50km perjam. Bingung juga. Mau menikmati yang mana, kiri dan kanan pemandangan indah tetapi di bagian depan juga tak kalah indahnya dengan jalan yg mulus dan dari jauh serasa jembatan ini seperti gunung telihat jauh dua pintu gerbang.

Dalam perjalanan ini kami juga melihat beberapa mobil ber plat pdibadi singgah dipinggir jembatan. Tapi kata sopir jika kedapatan singgah bisa kena tilang. Karena selama melewati jembatan ini kendaraan tidak boleh singgah.

Padahal momentum terindah dan lebih lengkap rasanya jika bisa berpose diatas jembatan yang diabadikan dalam sebuah gambar, tapi sayang ini tidak bisa saya lakukan karena kendaraan yang saya tumpangi tak mau berhenti walau sejenak.

Saya tidak bisa pastikan berapa lebar jembatan suramadu tapi yang saya lihat ada dua jalur dan masing-masing jalur bisa dilewati dua kendaraan roda empat secara bersamaan. Belum lagi jalur bagi pengguna kendaraan roda dua. Kirikanan tersdia jalur untuk kendaraan roda dua. Jalur kiri diperuntukan bagi kendaraan roda dua dari arah surabaya menuju madura. Sementara jalur kanan diperuntukan bagi kendaraan roda dua dari madura ke surabaya.

Sesamapainya kami di wilayah madura, terlihat kiri kanan penjual kaki lima yang menawarkan berbagai cinderamata khas pulau madura, seperti gantungan kunci dengan asesoris clurit. Tasbih dari batu, kaos yang di desain dengan menggunakan panorama jembatan suramadu. Harganya pun sangat terjangkau.

Cuma satu hal yang mengusik kami karena begitu kendaraan kami berhenti, sejumlah pedangan berkerumun menghampiri kami dan menawarkan aneka daganganya. Meski kami sudah bilang tidak tapi tetap terus ditawarkan untuk kami bisa membelinya.

Saya sendiri hanya singgah di kaki lima yang menjual baju kaos dan membeli dua buah sebagai kenangan bahwa saya telah berkunjung ke pulau madura melalui jembatan suramadu. 

Kesan kami sungguh membagakan hadirnya jembatan suramadu. Jembatan ini berpotensi besar sebagai obyek wisata, oleh karena itu seluruh aspek penunjangnnya perlu dikelola dengan sungguh-sungguh termasuk kehadiran pedagang kaki lima di wilayah madura.

Terus terang saya sendiri agak terganggu adanya penjual kaki lima yang menyerbu kami untuk menawarkan jualannya. Kesannya jadi menakutkan karena seakan-akan tak ada habisnya ditawarkan meski kami sudah bilang tidak. Dan bukan hanya satu dua tapi bisa mencapai sepuluh pedagang yang mengelilingi kami.

Dair kesan ini sebenarnya kami masih mau lama menikmati keindahan panorama jembatan suramadu dan pulau maduranya tapi terus terang kami takut dengan pedagang yang selalu berkerumun disisi kami dan tak ada habis-habisnya menawarkan jualannya.

Demikian kesan ini saya tulis semoga saja pihak-pihak bisa menata para pedagang yang ada disekitar jembatan suramadu sehingga masyarakat lainnya bisa dengan tenang menikmati suramadu