Tulisan ini adalah bagian dari tulisan sebelumnya. Kali ini, hari ini 12
Februari 2014 tulisan ini dibuat bertepatan
dengan hari jadi Kota Merauke yang ke 112. Merauke dengan mottonya, “Izakod
Bekai Izakod Kai”
Selain itu, Tulisan ini juga sebagai bagian dari menghibur diri dalam dan
memotivasi diri untuk mengikuti sebuah Kontes SEO 2014
Karena judul tulisan ini “mengenang...” sudah pasti tulisan ini juga dibuat
berdasarkan kenangan masa lalu selama penulis berdomisili di Merauke. Oleh
karena itu, kesempatan yang baik ini saya ingin mengucapkan “Dirgahayu Kota
Merauke yang ke 112, semoga semakin maju, sukses dan seluruh masyarakatnya semua
sejahtera” Amin.
Begitu juga dari portal Pemda MERAUKE , peringatan Ulang Tahun Kota merauke tahun ini mengambil tema “"DENGAN SEMANGAT HARI JADI MERAUKE
KE 112, KITA SUKSESKAN PELAKSANAAN PEMILU 2014 DAN PEMBANGUNAN DI SEGALA BIDANG
GUNA MENCIPTAKAN MANUSIA CERDAS DALAM RANGKA MEWUJUDKAN MERAUKE
SEBAGAI KOTA MANDIRI"
Dahulu, ketika ada kegiatan upacara biasanya terlaksana di beberapa tempat,
seperti lapangan mandala, lapangan jawa, lapangan pemda mopah. Tempat itu yang
saya ingat.
Lapangan Mandala berada di jantung kota Merauke tepatnya di jalan Raya
Mandala, depan Kodim 1707. Kalau lapangan Jawa lokasi di jalan Jawa, kelurahan
karang indah. Sementara lapangan pemda berada persis di depan kantor bupati,
jl. Brawijaya Merauke.
KOTA MERAUKE itu sempurna bagi saya. Potensi alam yang masih asli, serta
dihuni berbagai suku yang ada di indonesia. Kalau penduduk aslinya menurut
cerita adalah suku Marind. Ada juga suku Muyu, Suku Mappi, Suku Asmat dan
lainya.
Semua suku itu bagi saya saat berada di merauke sangat bersahabat, polos,
ulet dan sederhana. Kepolosan dan kesederhanaan itulah yang membuat saya betah
tinggal disana, meski saya tidak dilahirkan disana.
Lampu Satu
Bicara lampu satu, hanya orang yang tidak pernah ke merauke tidak mengenal
kata itu. Ya Lampu Satu adalah salah satu lokasi wisata laut. Tapi cerita
wisata ini saya coba kesampingkan, dan ingin mengenang lampu satu dari sisi
lainnya, yaitu jaring. Ya Jaring adalah kegiatan untuk nelayan.
Lampu satu adalah bibir pantai yang langsung berhadapan dengan laut
arafuru. Pantainya indah dengan pasir putihnya. Kalau air laut sedang surut,
jarak dari daratan ke bibir laut bisa mencapai 1km jauhnya.
Laut tidak tercemar dengan limbah, membuat binatang laut dengan mudah di dapat.
Tadi penulis singgung tentang jaring. Ya ketika itu, penulis dan teman-teman
memanfaatkan jaring sepajang kurang 50 meter.
Cara menggunakan jaring ini adalah, satu atau dua orang memegang ujung
jaring dan masuk kedalam laut. Sementara ujung lainnya juga dipegang oleh satu
atau dua orang.
Dengan kondisi seperti itu, mulai ada aba-aba “jalan” maka kedua ujung
jaring mulai ditarik sambil berjalan.
Tidak dibutuhkan perjalanan yang jauh untuk menarik jaring, cukup kurang
lebih 50 meter ujung jaring yang berada didalam laut mulai mengaarahkan sejajar
dengan ujung yg satunya, hingga kedua ujung jaring bertemu di bibir pantai.
Hasilnya? Fantastik jenis udang yang didapat bisa mencapai satu karung.
Bersambung....
0 komentar :
Post a Comment
Terimakasih banyak atas kunjungannya