Sebuah Renungan - Waktunya Berkaca Diri Sebuah Renungan - Waktunya Berkaca Diri

Monday, July 20, 2015

Sebuah Renungan - Waktunya Berkaca Diri

. Monday, July 20, 2015

Postingan ini saya copas dari FB yg cukup menyejukkan atas insiden di Tolkara Papua. Diakui memang banyak pro kontra yang kita lihat di media sosial atas peristiwa itu. Bahkan cenderung memotivasi untuk "mengadudomba". Damai Itu Indah. Tidak semua kekerasan harus diselesaikan dengan cara kekerasan. Berikut mari kita simak tulisan berikut ini semoga memberikan pandangan yang sejuk buat kita menata hidup kedepan. 


WAKTUNYA BERKACA DIRI


Peristiwa kerusuhan yang terjadi di Tolikara Papua baru-baru ini adalah momen yang tepat bagi umat Muslim di Nusantara untuk BERKACA DIRI, apakah selama ini kita sudah mengamalkan Islam yang KAFFAH seperti yang diinginkan Rosulullah? Ataukah kita mengamalkan BUDAYA ARAB INTOLERAN tanpa kita menyadarinya karena kita berpikir itu bagian darI Islam?


Apakah selama ini kita mengamalkan & mendakwahkan "FIQIH KEBENCIAN" dan mengharamkan toleransi hanya karena ada ayat yang berbunyi "orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka (QS 2:120),

TANPA MENGAMALKAN AYAT BERIKUT:

يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنوا كونوا قَوّامينَ لِلَّهِ شُهَداءَ بِالقِسطِ ۖ وَلا يَجرِمَنَّكُم شَنَآنُ قَومٍ عَلىٰ أَلّا تَعدِلُوا ۚ اعدِلوا هُوَ أَقرَبُ لِلتَّقوىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبيرٌ بِما تَعمَلونَ


"dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adil-lah! karena adil itu lebih dekat kepada takwa." (QS 5:8) JANGAN KARENA BENCI JADI TIDAK ADIL


Apakah selama ini kita tutup mata terhadap perusakan RATUSAN tempat ibadah non muslim yang telah berlangsung selama BELASAN TAHUN di depan hidung kita melalui berita-berita media massa karena KITA TIDAK MENGETAHUI Rosulullah pernah bersabda, "Barangsiapa menindas seorang Mu'ahid (minoritas non-muslim), melanggar hak-hak nya, maka aku akan menjadi lawan-nya di hari Kiamat" (HADITS SAHIH HR.Abu Dawud no.3052)


Apakah selama ini kita menutup hati terhadap keluh kesah tetangga non muslim yang terganggu oleh kerasnya suara SPEAKER Mesjid yang dikumandangkan pada waktu istirahat karena KITA TIDAK MENGETAHUI Rosulullah pernah bersabda, "demi (Allah) yang nyawaku di tangan-Nya, tidaklah beriman seorang hamba sebelum ia mencintai tetangganya (termasuk non muslim) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HADITS SAHIH HR.Muslim)


Setelah BELASAN TAHUN kita menguji kesabaran saudara-saudara non muslim dengan tutup mata terhadap perusakan tempat Ibadah mereka, dan kerasnya speaker Mesjid kita, lalu kita begitu murka siap "JIHAD potong leher" mereka HANYA KARENA SATU insiden di Papua?
 

Padahal jelas-jelas pada AKHIR PARAGRAF Surat GIDI yang "Melarang Ibadah Agama Lain bahkan Menutup Gereja Aliran lain", diskriminasi BUKAN hanya kepada Muslim, tapi juga kepada Semua Agama BAHKAN SESAMA KRISTEN, dan pembakaran dilakukan kepada Rumah & Kios karena mereka ditembak aparat, BUKAN kepada Mushola (Mesjid).


Karena Al-Quran memang memerintahkan Amar Maruf Nahi Munkar, "dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar" (QS 3:104), TAPI JUGA MENEKANKAN "serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah dengan cara yang baik." (QS 16:125) , HARUS DENGAN CARA BAIK-BAIK


Karena Rosulullah bersabda, "JIHAD AKBAR, adalah ''Mujahadat al-Nafs" (perang terbesar adalah menaklukkan diri sendiri). (HR Ahmad dan Baihaqi dari Fadhalah ibn `Ubaid, HR Baihaqi dari Jabir) , Hadits Sahih fi al-ma`na. JIHAD UTAMA adalah menahan amarah, mencari nafkah untuk anak istri, belajar rajin di sekolah BUKAN PERANGI KAFIR ala Arab Radikal Teroris.

Karena ketika Rasulullah ditanya, 


حَدَّثَنِا عبد الله حدثنى أبى حدثنى يَزِيدُ قَالَ أنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ عَنْ دَاوُدَ بْنِ الْحُصَيْنِ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ اْلأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ.


"Islam manakah yang paling dicintai oleh Allah?", Rasulullah menjawab: "Al-Hanifiyyah As-Samhah - ISLAM YANG TOLERAN" (Hadits Sahih HR.BUKHARI)


ISLAM TOLERAN ADALAH ISLAM KAFFAH seperti yang diinginkan Rosulullah. dan menghargai pluralisme (perbedaan) adalah PERINTAH ALLAH, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.". (QS 49:13)


sumber :
~ Ustad Abu Janda al-Boliwudi —
https://www.facebook.com/ustadabujanda

1 komentar :

Furniture Jepara said...

Sekarang memang banyak yang suka mengadu domba., karen pada rebutan singgasana Kursi Raja Jati Jepara.

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

Terimakasih banyak atas kunjungannya